Pertemuan Tahunan BI Bahas Stabilitas Ekonomi dan Inflasi Sultra 2026

IDEALITA.ID: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara (KPwBI Sultra) kembali menggelar Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Tahun 2025. Agenda ini berlangsung secara hybrid dan terpusat di Aula Wakatobi KPwBI Sultra. Sejumlah pihak hadir, mulai dari Asisten II Setda Sultra Yuni Nurmalawati, Wakil Ketua II DPRD Sultra Herry Asiku, Deputi Kepala Perwakilan BI Sultra Thathit Suryono, kepala daerah, pimpinan perbankan, lembaga terkait, hingga mitra strategis BI.

Proyeksi Ekonomi Global Masih Penuh Ketidakpastian

Dalam paparan awal, Deputi Kepala KPwBI Sultra Edwin Permadi menyampaikan gambaran kondisi ekonomi global dan nasional 2025. Ia menjelaskan bahwa perekonomian dunia masih menghadapi risiko ketidakpastian akibat konflik geopolitik, khususnya di kawasan Timur Tengah yang memicu gangguan rantai pasok.

Selain itu, kebijakan tarif Amerika Serikat menekan optimisme pasar, memperlambat konsumsi, serta berdampak pada perdagangan global. Beberapa negara besar seperti Jepang dan Tiongkok juga mengalami perlambatan ekspor.

Namun di sisi lain, ekonomi Eropa menunjukkan perbaikan melampaui ekspektasi, ditopang pulihnya konsumsi dan investasi. Lembaga internasional seperti IMF, World Bank, serta Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan global 2025 berkisar 2,3–3,2 persen.

Indonesia Tetap Tangguh, Inflasi Terjaga

Meski situasi global dinamis, Indonesia dinilai mampu mempertahankan ketahanan ekonomi. Konsumsi rumah tangga, investasi, ekspor termasuk ekspor jasa, serta pengeluaran pemerintah menjadi pendorong utama pertumbuhan.

Inflasi nasional tetap terkendali pada sasaran, dengan imported inflation yang dapat ditekan. Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional pada 2025 berada di rentang 4,7–5,5 persen, dan diperkirakan meningkat pada tahun 2026.

Kinerja Sulawesi Tenggara Melebihi Nasional

Secara regional, wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) mencatat pertumbuhan 4,96 persen (yoy) pada Triwulan III 2025. Sulawesi Tenggara menunjukkan kinerja lebih baik dengan pertumbuhan 5,65 persen (yoy)—lebih tinggi dibanding rata-rata nasional sebesar 5,04 persen (yoy).

Pertumbuhan tersebut didorong oleh industri pengolahan berbasis ekspor, konsumsi rumah tangga, serta geliat UMKM. Digitalisasi ekonomi juga berkembang pesat. Transaksi QRIS melonjak mencapai 23,29 juta transaksi, disertai peningkatan jumlah merchant.

Tantangan Ke Depan: Menjaga Inflasi di Tengah Peningkatan Aktivitas Ekonomi

Memasuki 2026, perekonomian Sultra diprediksi tumbuh lebih cepat dengan kontribusi sektor pertanian, peningkatan kapasitas industri pengolahan logam dasar dalam rantai baterai kendaraan listrik, serta lanjutan pembangunan kawasan strategis industri.

Meski pertumbuhan memberi ruang peningkatan daya beli, potensi inflasi tetap perlu diantisipasi. Karena itu, sinergi antar-stakeholders dinilai menjadi kunci. Bank Indonesia menegaskan komitmennya memperkuat bauran kebijakan—dari moneter, makroprudensial hingga sistem pembayaran—guna menjaga stabilitas dan mendorong ekonomi menuju visi Indonesia Emas 2045.

Pemprov Sultra Apresiasi Peran BI

Asisten II Setda Sultra yang hadir mewakili Gubernur menyampaikan apresiasi atas kontribusi BI dalam pengendalian inflasi, penguatan UMKM, literasi keuangan, serta digitalisasi layanan publik. Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah siap melanjutkan kerja sama untuk mempercepat transformasi ekonomi yang inklusif dan berdaya saing.

Penganugerahan BI Sultra Award

Di akhir kegiatan, BI menyerahkan BI Sultra Award kepada 18 mitra strategis yang dinilai berperan aktif dalam memperkuat ekosistem ekonomi daerah. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi sekaligus dorongan agar kolaborasi lintas sektor semakin solid di tahun mendatang. (mj)

Artikulli paraprakBaksos FK UMI Dibanjiri Warga, Pemkab Konawe Sampaikan Apresiasi
Artikulli tjetërHUT Korpri, Bupati Konawe Beri Penghargaan Sejumlah ASN